JAKARTA - Penyakit hepatitis misterius yang kini tengah marak menyerang anak-anak sudah memasuki Indonesia. Jumlah kematian akibat virus hepatitis ini pun telah mencapai sebanyak enam anak. Bahkan penyakit ini telah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta masyarakat untuk tidak panik dan takut serta waspada dengan mengikuti arahan dari pemerintah.
“Dtemukannya paparan hepatitis akut atau hepatitis misterius ini tentu yang utama tentu kita sampaikan kepada masyarakat melalui pemerintah dan kita semua kita tidak perlu panik, kita tidak perlu ketakutan, namun demikian kita tingkatkan kewaspadaan kita, kita tingkatkan kehati-hatian kita, dengan cara apa? Ya kita ikutin saran, kita ikutin arahan dari pemerintah terhadap situasi dan kondisi menyangkut temuan hepatitis ini, ” ujar Rahmad, Rabu (11/5/2022).
Baca juga:
Pedagang Kaki Lima Disasar Petugas Gabungan
|
Untuk mewaspadai terhadap penyakit hepatitis misterius ini, Handoyo menilai pemerintah perlu melakukan berbagai langkah. DPR pun mendorong agar pemerintah pusat serta daerah dan fasilitas kesehatan untuk melakukan sosialisasi dengan mengedukasi, memberikan informasi dan komunikasi tentang hepatitis misterius, gejala-gejalanya, dan pencegahannya serta upaya untuk terhindar dari paparan hepatitis.
“Sehingga ketika masyarakat kita edukasi informasi terhadap apa itu hepatitis misterius, saya kira masyarakat juga lebih fair lebih aware bisa lebih bersama-sama sedini mungkin untuk bisa terhindar dan menghindari dari paparan hepatitis misterius ini, ” ucap politisi PDI-Perjuangan ini.
Informasi dan komunikasi edukasi menyangkut paparan hepatitis misterius yang paling utama adalah mengenai gejalanya. Agar ketika anak-anak yang mulai menunjukkan tanda-tanda seperti mual, diare, kemudian kuning, dan sampai ketika mengalami penurunan kesadaran, dapat segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Deteksi dini ketika ada tanda-tanda awal penting sehingga tidak sampai ke tanda-tanda berat dan terlambat potensi untuk diselamatkan juga semakin berat.
“Sehingga begitu anak-anak kita sudah terlihat ada tanda-tanda yang tujuh belas tahun ke bawah itu ada tanda-tanda panas, kemudian mual, diare, kemudian juga penurunan kesadaran, kemudian juga ada warna kuning, sebelum warna kuning deh segera kita bawa ke rumah sakit ataupun fasilitas-fasilitas kesehatan yang terdekat, ” jelas Anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah V ini.
Selain itu, menjaga protokol kesehatan dan pola hidup yang baik juga perlu dilakukan. Lantaran saat ini pandemi Covid-19 belum selesai, sehingga dengan tetap menjaga protokol kesehatan dan pola hidup sehat, diharapkan bisa mencegah Covid-19 maupun mencegah anak-anak terhindar dari hepatitis. Masyarakat juga disarankan untuk mencari informasi terhadap perkembangan mengenai hepatitis ini dari pemerintah.
“Kita serahkan sepenuhnya kepada ahlinya untuk meneliti penyebabnya apa hepatitis akut ini, kemudian bagaimana mengobatinya, bagaimana mengantisipasinya dan dari sisi teknis kita serahkan ahlinya lah, kita jagoan, kita serahkan kita kerja betul bahwa ahli kita juga akan mampu dan pasti karena ini sudah secara global kejadian luar biasa di dunia tentu ahli-ahli kita, pemerintah kita juga akan pasti akan koordinasi dengan ahli-ahli dari luar negeri bagaimana mengobati, bagaimana menyikapi, bagaimana alternatif untuk terhindarkan dengan baik, ” tutup Rahmad. (gal/sf)