JAKARTA - Inisiator Kader Muda Partai Golkar (KMPG) Dian Assafri Nasa'i selain mengkritisi Koalisi Indonesia Bersatu ( KIB), Dian menyayangkan sikap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terhadap kegiatan Formula E.
Dian Assafri menilai Erick Thohir tidak menunjukan keharmonisan bernegara terutama masalah ajang balap Formula E di Jakarta.
Inisiator KMPG tersebut justru memuji Presiden Jokowi, Puan Maharani dan Anies Baswedan yang menunjukan keharmonisan bernegara di arena Balap mobil listrik Formula E.
"Keharmonisan Presiden, Puan Maharani dan Anies Baswedan dalam menghadiri Formula Kemarin patut di jadikan teladan dan contoh bagi kita semua, meskipun banyak terjadi perbedaan namum ketika bicara untuk negara duduk bersama dan ini tidak dilakukan Erick, "ujar Dian Assafri ke wartawan pada Rabu (08/06/22).
Baca juga:
Gus Yahya dan Harapan Masa Depan NU
|
Menurut Dian, seharusnya Erick Thohir berperan besar dalam kegiatan tersebut, kehadiran negara dalam acara Formula E sama besarnya seperti perhelatan MotoGp di Mandalika pada waktu itu, namun di Formula E terlihat BUMN tidak hadir.
"Meskipun Anies Baswedan kontestan politik saingan Erik Tohir tetapi bicara untuk bangsa dan negara apa yang dilakukan Erick Thohir ini tidak elok, kurang terpuji artinya tidak memberikan dukungan di event nasional yang dihadiri Bapak Presiden dan beberapa elit negara, " ungkap Dian Assafri.
Dengan tegas ia mengatakan BUMN milik rakyat bukan milik keluarganya. Lontaran tersebut melihat BUMN melalui PT Telkom baru baru ini mengucurkan dana triliun rupiah untuk saham GOTO (Gojek Tokopedia) namum Erick Thohir cuek dengan Formula E.
"Telkom membeli saham GOTO pada kisaran Rp72 juta per lembar saham. Adapun total kepemilikan Telkom atas saham teknologi itu mencapai 89.125 lembar, naum sangat disayangkan kenapa Erick Thohir tidak membantu Event Formula E sepeserpun, terkesan BUMN milik nenek moyangnya, " pungkasnya
Inisiator KMPG justru melirik Bahlil Lahadalia yang pantas menggantikan sosok Erick Thohir di Kursi Mentari BUMN.
"Menurut saya Bahlil layak ambil peran untuk menggantikan Erick Thohir dalam mengelola BUMN dan menjauhkan BUMN dari kendaraan politik oknum tertentu untuk syahwat kekuasaan semata bukannya menjadikan BUMN sebagai instrumen bisnis negara, "pungkasnya. (Feri)
"