PEMERINTAHAN - Dalam era globalisasi yang semakin kompetitif, negara-negara berlomba-lomba untuk meningkatkan daya saing nasionalnya melalui inovasi, teknologi, dan sumber daya manusia yang unggul. Indonesia, sebagai negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, memiliki tantangan besar dalam pembangunan ekonomi dan industri. Selama ini, ketergantungan terhadap impor produk dari luar negeri telah menjadi fenomena yang sulit dihindari.
Namun, solusi terbaik untuk mendorong kemajuan bukanlah dengan terus mengimpor produk jadi, melainkan dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri yang mampu mentransfer pengetahuan dan teknologi kepada tenaga kerja lokal. Pemimpin yang cerdas dan visioner akan memahami bahwa investasi dalam sumber daya manusia jauh lebih berharga daripada ketergantungan terhadap produk asing.
Ketergantungan terhadap Impor Produk: Sebuah Masalah Struktural
Selama beberapa dekade, Indonesia menghadapi ketergantungan yang tinggi terhadap produk impor, baik dalam sektor teknologi, farmasi, energi, hingga industri otomotif. Fenomena ini tidak hanya melemahkan industri lokal, tetapi juga menghambat penguasaan teknologi yang seharusnya menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Salah satu contoh nyata adalah industri elektronik dan otomotif, di mana sebagian besar komponennya masih harus diimpor dari luar negeri. Akibatnya, ketergantungan ini memperlambat perkembangan industri dalam negeri dan meningkatkan defisit neraca perdagangan.
Ketergantungan terhadap produk impor juga menciptakan efek domino yang merugikan. Selain menguras devisa negara, industri lokal kesulitan berkembang karena tidak memiliki akses terhadap teknologi mutakhir dan keahlian yang memadai.
Pemerintah sering kali terjebak dalam kebijakan yang hanya berorientasi pada konsumsi produk luar negeri daripada membangun ekosistem inovasi di dalam negeri. Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis untuk beralih dari konsumsi pasif menjadi produksi aktif melalui pengembangan sumber daya manusia yang kompeten.
Impor Tenaga Ahli: Solusi untuk Transfer Ilmu dan Teknologi
Alih-alih bergantung pada impor produk, Indonesia seharusnya lebih fokus pada mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri yang dapat membantu dalam proses transfer teknologi dan pengetahuan. Negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok telah membuktikan bahwa mengimpor keahlian jauh lebih menguntungkan dibandingkan sekadar mengimpor produk.
Sebagai contoh, Korea Selatan pada era 1970-an mendatangkan ribuan tenaga ahli asing untuk membangun industri teknologi dan manufaktur mereka. Dengan kebijakan yang strategis, mereka mampu mentransfer ilmu kepada tenaga kerja lokal, yang kemudian berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung dan Hyundai. Strategi serupa juga diterapkan oleh Tiongkok, yang tidak hanya menarik tenaga ahli asing tetapi juga mengirimkan putra-putri terbaik mereka untuk belajar di luar negeri sebelum kembali membangun industri nasional.
Indonesia dapat mengadopsi pendekatan serupa dengan mengundang para insinyur, ilmuwan, dan profesional dari berbagai sektor strategis untuk bekerja dan berbagi keahlian dengan tenaga kerja lokal. Dengan demikian, keterampilan yang diperoleh dapat diterapkan untuk membangun industri dalam negeri yang lebih mandiri.
Pentingnya Pemimpin yang Cerdas dan Visioner
Hanya pemimpin yang cerdas dan visioner yang mampu memahami urgensi kebijakan ini. Pemimpin yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek akan lebih memilih impor produk karena terlihat sebagai solusi instan yang tidak membutuhkan investasi besar dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja. Namun, pemimpin yang memiliki visi jangka panjang akan memahami bahwa membangun sumber daya manusia adalah kunci utama dalam menciptakan kemandirian bangsa.
Pemimpin yang visioner akan membuat kebijakan yang mendorong investasi dalam pendidikan dan riset serta menciptakan ekosistem inovasi yang menarik bagi tenaga ahli dari luar negeri untuk datang dan berkontribusi di Indonesia. Selain itu, mereka juga akan memastikan adanya kebijakan insentif yang memungkinkan tenaga kerja lokal untuk mendapatkan pelatihan langsung dari para ahli yang didatangkan.
Masa depan Indonesia tidak terletak pada impor produk dari luar negeri, melainkan pada investasi dalam sumber daya manusia yang unggul. Dengan mendatangkan tenaga ahli asing untuk berbagi keahlian dan teknologi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan membangun industri nasional yang lebih kompetitif.
Hanya pemimpin yang cerdas dan visioner yang mampu melihat pentingnya langkah ini dan mengimplementasikannya dengan strategi yang tepat. Jika Indonesia ingin menjadi negara maju, maka solusi terbaik bukanlah terus membeli dari luar, melainkan membangun kekuatan dari dalam dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi global untuk kemajuan bangsa.
Jakarta, 12 Maret2025
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi