Greenpeace Sebutkan Musibah Banjir di Kalteng Dampak Pembukaan Lahan

    Greenpeace Sebutkan Musibah Banjir di Kalteng Dampak Pembukaan Lahan
    Kondisi Lahan Hutan Di Kalimantan Tengah, Yang Beralih Fungsi

    PALANGKA RAYA - Musibah banjir yang melanda khususnya Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) beberapa hari lalu, mendapatkan sorotan dari aktivitas Lingkungan Hidup.

    Dilansir media ini dari CNN Indonesia, Greenpeace: Proyek Food Estate 700 Hektare di Kalteng Picu BanjirCNN Indonesia, Senin, 22 Nov 2021 10:53 WIB.

    Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Arie Rompas mengungkapkan, pembukaan lahan seluas 700 hektare untuk proyek food estate kebun singkong di Palangka Raya, Kalimantan Tengah memicu banjir.Arie mengatakan, pembukaan lahan untuk proyek lumbung pangan yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu menyebabkan resapan air berkurang, terutama di hulu daerah aliran sungai (DAS) Kahayan.

    CNNIndonesia.com sudah menghubungi Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar via WhatsApp untuk meminta tanggapan tentang pernyataan Greenpeace. Tapi, Dahnil belum memberikan respons hingga berita ini ditulis.

    "Proyek Food Estate singkong yang membuka hutan seluas - /+ 700 ha berpengaruh terhadap daya dukung di wilayah resapan air di hulu DAS Kahayan, " kata Arie kepada CNNIndonesia.com, Jumat (19/11).

    Lebih lanjut, Arie menjelaskan, masalah pembukaan lahan di sekitar DAS Kahayan menjadi sesuatu yang penting. Sebab, tiga kabupaten di Kalteng dialiri oleh sungai tersebut. Salah satunya Palangka Raya.

    "DAS Kahayan ini ada Kabupaten Gunung Mas, Pulau Pisau, dan kota Palangka Raya. Nah itu yang dialiri Sungai Kahayan, " kata dia.

    Ia menyebut, DAS Kahayan juga merupakan hulu DAS yang melindungi daerah tengah dan hilir. Arie berkata, jika tutupan hutan di hulu berkurang, maka fungsi daerah tangkapan air (DTA) atau catchment area juga menjadi menurun.

    "Itu mendorong terjadinya banjir, karena daya dukung dan daya tampung DAS menurun. Jadi ketika musim hujan, terjadi banjir, " imbuhnya.

    Berdasarkan data Greenpeace, hutan primer di Palangka Raya hilang sekitar jutaan hektare dalam kurun waktu 2001-2020.

    Tutupan hutan di sekitar DAS yang ada di Palangka Raya juga menurun drastis. Data Greenpeace menunjukkan, tahun 1990 tutupan hutan masih 969.836 hektare. Namun, pada 2020, tutupan hutan menjadi 570.847 hektare.

    Banjir terjadi di beberapa daerah dekat DAS Kahayan. Pada 10 l September 2021, banjir terjadi di Palangka Raya selama lebih dari 10 hari. Kemudian di Kabupaten Pulau Pisau, Kalimantan Tengah, banjir terjadi sampai 20 hari, yakni pada 21 Agustus - 9 September 2021.

    (//Indra)

    Indra Gunawan

    Indra Gunawan

    Artikel Sebelumnya

    Rangkaian Kegiatan Kunker Kapolda Kalteng...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVny Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Pam Nataru, Kapolsek Pangkalan Laksanakan Pam di Objek Wisata Grand Canyon

    Ikuti Kami