BANYUWANGI - Gelaran Festival Gandrung Sewu 2023 yang telah terselenggara pada pekan lalu di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, saat ini menjadi sorotan publik. Pasalnya, pagelaran seni budaya tersebut tidak bisa dinikmati masyarakat umum secara gratis.
Hal ini, menimbulkan banyak pertanyaan di berbagai kalangan yang menganggap Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi di duga ada main terkait pertunjukan event tahunan ini.
Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Banyuwangi, Nur Muzayyin angkat bicara soal ini. Menurut Muzayyin, seharusnya pertunjukan yang digagas oleh Pemerintah Daerah (Pemda) tersebut harus gratis.
"Terkait Gelaran Gandrung Sewu tahun ini, seharusnya tempat eventnya yang di ganti, bukan monoton disitu saja (Pantai Marina Boom). Di karenakan Gandrung Sewu itu bukan tradisi melainkan pertunjukan, " ucap Nur Muzayyin saat diwawancarai di kantornya, Senin (25/09/2023).
Nur Muzayyin menambahkan, jika acara ini dilaksanakan di Pantai Marina Boom setiap tahun, maka Pemerintah Daerah justru malah memajukan perekonomian Pelindo Property Indonesia (PPI) sebagai pengelola wisata disitu.
Padahal, festival ini diadakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan pendapatan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti pedagang cilok, bakso dan penjual es supaya bisa naik kelas, seperti program yang di canangkan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
"Tetapi pada kenyataannya berbanding terbalik pelaku UMKM tidak mendapatkan hasil dari festival gandrung sewu yang sangat spektakuler itu. Saya menyarankan kepada Disbudpar Banyuwangi supaya pagelaran sendra tari Gandrung Sewu di tahun berikutnya bisa bergantian di tempat yang lain, " imbuhnya.
Baca juga:
Bupati Asahan Terima Audiensi DKA
|
Sekretaris Lembaga Pengawasan Republik Indonesia (LPRI) Banyuwangi, Nanang Rama Biyadin, juga ikut berkomentar terkait hal ini. Ia menjelaskan bahwa acara Gandrung Sewu yang digelar di area wisata Pantai Marina Boom seolah-olah dipaksakan oleh Disbudpar Banyuwangi. "Kok masih dipaksakan disitu, ada apa? Ini yang perlu di awasi, " kata Nanang.
Nanang juga menegaskan bahwa sumber anggaran acara Gandrung Sewu patut dipertanyakan. Karena ada dugaan dari informasi masyarakat, sekolah-sekolah yang mengirimkan siswinya mengeluarkan biaya sendiri. "Selain itu, kami juga menduga pertunjukan ini di buat ajang bisnis antara Disbudpar dengan PPI, " tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda, belum memberikan tanggapan terkait hal ini.